Nama : Arischa Satomi
Nim : A310120014
Kelas : 2 / A
GADIS
JERUK
Judul
buku : Gadis Jeruk
Penulis
: Karya
Jostein Gaarder
Penerbit
: Mizan
Tahun
: 2005
Tebal
buku : 242 halaman
Suatu
hari saya mendapat tugas membaca komprehensif membuat reproduksi bacaan, saya
langsung ke perpustakaan dan meminjam novel yang ada. Saya melihat buku novel
yang berjudul gadis jeruk, saya langsung mengambil novel itu. Kemudian saya
membuat tugas tersebut.
Bagaimana
perasaan kita jika tiba-tiba saja kita menerima surat dari ayah kita yang telah
meninggal dunia belasan tahun yang lalu? Tentunya hati kita akan diliputi
keharuan dan penasaran apa yang sebenarnya ingin disampaikan ayah kita dalam
suratnya itu. Itulah yang dialami Georg Roed, seorang remaja berusia 15 tahun
yang tinggal bersama ibu, ayah, dan adik tirinya di Oslo- Norwegia. Georg Roed
mendapati sebundel surat dari ayahnya yang telah meninggal sebelas tahun lalu. Surat panjang yang diketik rapih dengan
komputer oleh ayahnya itu didasari oleh pemikiran bahwa ia takkan sempat
membicarakan masalah kehidupan dengan Georg
yang saat itu baru berusia 4 tahun. Sebagai seorang dokter, Ayahya ( Jan
Olav) tahu bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena penyakit yang dideritanya.
Dan surat itu sengaja diselipkannya di kereta bayi milik Georg dengan harapan
suatu saat akan ditemukan dan dibaca oleh Georg ketika ia sudah beranjak
dewasa.
Melalui
surat dari ayahnya yang berkisah tentang masa mudanya ini maka terjadilah
interaksi antara masa lalu sang ayah dan sang anak di masa kini. Dalam suratnya
itu jan olav berkisah bahwa di masa mudanya ia berjumpa dan jatuh cinta pada
seorang gadis misterius yang membawa banyak buah jeruk. Gadis itu dinamainya
Gadis Jeruk. Perjumpaan Jan Olav dengan si gadis jeruk adalah ketika ia melihat
seorang gadis yang membawa sekantung penuh jeruk dalam trem yang ia naiki. Saat
melihat jeruk dipegangnnya itu hendak jatuh, Jan Olav berusaha menolongnya,
namun kecerobohannya justru membuat seluruh jeruk yang dibawa si gadis itu
berjatuhan, hal ini membuat si gadis jeruk marah, lalu turun dari trem dan
meninggalkannya.
Setelah
kejadian itu, gadis jeruk tak bisa lepas dari ingatannya, Jan Olav menjadi
terobsesi untuk bertemu kembai dengan si gadis jeruk, satu hal yang sulit
karena dia tak mengenal siapa nama si gadis jeruk dan dimana ia tinggal. Sebuah
kebetulan akhirnya mempertemukan Jan Olav dengan Gadis Jeruk di sebuah Kafe,
seperti perjumpaan pertamanya si gadis jerukpun saat itu sedang membawa
sekantung jeruk. Pertemuan inipun cukup singkat, belum sempat jan olav
menanyakan identitasnya gadi jeruk pun kembali pergi meninggalkannya.kejadian
ini membuat jan olav semakin penasaran dan kembali mencari jejak si gadis
jeruk. Ia bertanya-tanya dala hatinya mengapa si gadis jeruk selalu membawa
sekantong jeruk. Pola pikir seorang dokter yang melekat padanya membuat ia
melakukan analisis-analisis intuk menjawab pertanyaan tersebut, tak hanya itu
ia juga mengunjungi tempat-tempat yang mungkin disinggahi oleh si gadis jeruk
dengan harapan akan kembali bertemu dengannya. Pencariannya ini dilakukan tanpa
kenal lelah, menembus batas negaranya hingga akhirnya menghantar kannya ke
perkebunan jeruk di Sevilla Spanyol.
Suatu
ketika setelah pertemuannya di kafe, jan olav pergi ke pasar dengan harapan
bertemu si gadis jeruk. Ternyata benar, jan olav ayah georg menemukan si gadis
jeruk yang sedang belanja satu kantong besar jeruk di pasar. Lewat
pertemuan-pertemuan yang sepertinya kebetulan dan tanpa kata-kata, Jan Olav
mulai jatuh cinta kepada gadis jeruk. Pada suatu pertemuan pada malam natal,
barulah sang ayah bisa bercakap-cakap agak panjang dengannya. Dan saat itu
gadis jeruk mensyaratkan agar ia sanggup bersabar untuk menunggu selama 6 bulan
untuk bertemu lagi, jika ia ingin terus bersamanya selama 6 bulan berikutnya
dan selamanya. Menunggu 6 bulan itu adalah aturan yang harus dipenuhi agar mereka
bisa bersama. Rentang waktu penantian dan pencarian sang ayah untuk bertemu
gadis jeruk inilah yang dikisahkan pada setengah bagian awal buku ini. Penuh
perjuangan dan pengorbanan yang terkesan dramatis. Hingga akhirnya sang ayah
dapat bertemu kembali dengan gadis jeruk yang ternyata adalah Veronika teman
kecilnya dan merekan pun hidup bahagia bersama. Namun kebahagiaan itu tidak
berlangsung lama. Sang ayah terserang penyakit, dirawat di rumah sakit dan
akhirnya meninggal. Dalam masa-masa terakhir inilah sang ayah menyempatkan diri
menuliskan kisahnya dalam sebuah surat panjang yang diletakkannya di dalam
pelapis kereta dorong georg dengan harapan agar kelak dapat dibaca ketika georg
telah dewasa.pada waktu yang tepat bagi georg untuk memahaminya.
Di
akhir kisah, georg menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ayahnya lewat komputer
tua yang dulu juga digunakan ayahnya untuk membuat surat panjang itu. Merekan
seakan-akan sedang bersama-sama menulis sebuah buku. Buku ini menyadarkan kita
bahwa setiap pertemuan akan menciptakan perpisahan dan membaca buku ini, kita
akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan mendalam yang erat kaitannya dengan
hal-hal yang kita alami sehari-hari. Sejauh mana kesabaran kita untuk tetap
merindu, sejauh mana penghargaan dan perhatian kita terhadap momen-momen yang
terjadi dalam kehidupan kita sekecil apapun itu.