Selasa, 12 Maret 2013

Tugas Kelas 2A


Nama              : Arischa Satomi
Nim                 : A310120014
Kelas              : 2 / A

GADIS JERUK
Judul buku        : Gadis Jeruk
Penulis :  Karya Jostein  Gaarder
Penerbit            : Mizan
Tahun               : 2005
Tebal buku       : 242 halaman
Suatu hari saya mendapat tugas membaca komprehensif membuat reproduksi bacaan, saya langsung ke perpustakaan dan meminjam novel yang ada. Saya melihat buku novel yang berjudul gadis jeruk, saya langsung mengambil novel itu. Kemudian saya membuat tugas tersebut.
Bagaimana perasaan kita jika tiba-tiba saja kita menerima surat dari ayah kita yang telah meninggal dunia belasan tahun yang lalu? Tentunya hati kita akan diliputi keharuan dan penasaran apa yang sebenarnya ingin disampaikan ayah kita dalam suratnya itu. Itulah yang dialami Georg Roed, seorang remaja berusia 15 tahun yang tinggal bersama ibu, ayah, dan adik tirinya di Oslo- Norwegia. Georg Roed mendapati sebundel surat dari ayahnya yang telah meninggal  sebelas tahun lalu.  Surat panjang yang diketik rapih dengan komputer oleh ayahnya itu didasari oleh pemikiran bahwa ia takkan sempat membicarakan masalah kehidupan dengan Georg  yang saat itu baru berusia 4 tahun. Sebagai seorang dokter, Ayahya ( Jan Olav) tahu bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena penyakit yang dideritanya. Dan surat itu sengaja diselipkannya di kereta bayi milik Georg dengan harapan suatu saat akan ditemukan dan dibaca oleh Georg ketika ia sudah beranjak dewasa.
Melalui surat dari ayahnya yang berkisah tentang masa mudanya ini maka terjadilah interaksi antara masa lalu sang ayah dan sang anak di masa kini. Dalam suratnya itu jan olav berkisah bahwa di masa mudanya ia berjumpa dan jatuh cinta pada seorang gadis misterius yang membawa banyak buah jeruk. Gadis itu dinamainya Gadis Jeruk. Perjumpaan Jan Olav dengan si gadis jeruk adalah ketika ia melihat seorang gadis yang membawa sekantung penuh jeruk dalam trem yang ia naiki. Saat melihat jeruk dipegangnnya itu hendak jatuh, Jan Olav berusaha menolongnya, namun kecerobohannya justru membuat seluruh jeruk yang dibawa si gadis itu berjatuhan, hal ini membuat si gadis jeruk marah, lalu turun dari trem dan meninggalkannya.
Setelah kejadian itu, gadis jeruk tak bisa lepas dari ingatannya, Jan Olav menjadi terobsesi untuk bertemu kembai dengan si gadis jeruk, satu hal yang sulit karena dia tak mengenal siapa nama si gadis jeruk dan dimana ia tinggal. Sebuah kebetulan akhirnya mempertemukan Jan Olav dengan Gadis Jeruk di sebuah Kafe, seperti perjumpaan pertamanya si gadis jerukpun saat itu sedang membawa sekantung jeruk. Pertemuan inipun cukup singkat, belum sempat jan olav menanyakan identitasnya gadi jeruk pun kembali pergi meninggalkannya.kejadian ini membuat jan olav semakin penasaran dan kembali mencari jejak si gadis jeruk. Ia bertanya-tanya dala hatinya mengapa si gadis jeruk selalu membawa sekantong jeruk. Pola pikir seorang dokter yang melekat padanya membuat ia melakukan analisis-analisis intuk menjawab pertanyaan tersebut, tak hanya itu ia juga mengunjungi tempat-tempat yang mungkin disinggahi oleh si gadis jeruk dengan harapan akan kembali bertemu dengannya. Pencariannya ini dilakukan tanpa kenal lelah, menembus batas negaranya hingga akhirnya menghantar kannya ke perkebunan jeruk di Sevilla Spanyol.
Suatu ketika setelah pertemuannya di kafe, jan olav pergi ke pasar dengan harapan bertemu si gadis jeruk. Ternyata benar, jan olav ayah georg menemukan si gadis jeruk yang sedang belanja satu kantong besar jeruk di pasar. Lewat pertemuan-pertemuan yang sepertinya kebetulan dan tanpa kata-kata, Jan Olav mulai jatuh cinta kepada gadis jeruk. Pada suatu pertemuan pada malam natal, barulah sang ayah bisa bercakap-cakap agak panjang dengannya. Dan saat itu gadis jeruk mensyaratkan agar ia sanggup bersabar untuk menunggu selama 6 bulan untuk bertemu lagi, jika ia ingin terus bersamanya selama 6 bulan berikutnya dan selamanya. Menunggu 6 bulan itu adalah aturan yang harus dipenuhi agar mereka bisa bersama. Rentang waktu penantian dan pencarian sang ayah untuk bertemu gadis jeruk inilah yang dikisahkan pada setengah bagian awal buku ini. Penuh perjuangan dan pengorbanan yang terkesan dramatis. Hingga akhirnya sang ayah dapat bertemu kembali dengan gadis jeruk yang ternyata adalah Veronika teman kecilnya dan merekan pun hidup bahagia bersama. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Sang ayah terserang penyakit, dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal. Dalam masa-masa terakhir inilah sang ayah menyempatkan diri menuliskan kisahnya dalam sebuah surat panjang yang diletakkannya di dalam pelapis kereta dorong georg dengan harapan agar kelak dapat dibaca ketika georg telah dewasa.pada waktu yang tepat bagi georg untuk memahaminya.
Di akhir kisah, georg menjawab pertanyaan-pertanyaan dari ayahnya lewat komputer tua yang dulu juga digunakan ayahnya untuk membuat surat panjang itu. Merekan seakan-akan sedang bersama-sama menulis sebuah buku. Buku ini menyadarkan kita bahwa setiap pertemuan akan menciptakan perpisahan dan membaca buku ini, kita akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan mendalam yang erat kaitannya dengan hal-hal yang kita alami sehari-hari. Sejauh mana kesabaran kita untuk tetap merindu, sejauh mana penghargaan dan perhatian kita terhadap momen-momen yang terjadi dalam kehidupan kita sekecil apapun itu.