TUGAS AKHIR
MEMBACA KOMPREHENSIF
Dosen Pengampu : M.
Fakhrur Saifudin, M. Pd.
RESENSI
Nama :
Arischa Satomi
NIM :
A310120014
Kelas :
A
1. Judul Resensi : Kisah Hidup Seorang Penari Ronggeng
2. Identitas Novel
Judul : Ronggeng Dukuh Paruk
Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1982
Kota Terbit : Jakarta
Tebal Buku : 408 halaman
Harga Buku : Rp 65.000
3.
Pendahuluan
a.
Biografi Pengarang
Ahmad Tohari adalah
sastrawan yang terkenal dengan novel
triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis pada tahun 1981. Belum lama ini
beliau dianugerahi PWI Jateng Award 2012 dari PWI Jawa Tengah karena
karya-karya sastranya yang dinilai mampu menggugah dunia. Lahir di Tinggarjaya,
Jatilawang, Bnayumas, Jawa Tengah pada 13 Juni 1948. Ahmad Tohari menamatkan
SMA di Purwokerto. Setelah itu beliau menimba ilmu di Fakultas Ilmu Kedokteran
Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman,
Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman
(1975-1976).
Ahmad Tohari sudah
banyak menulis novel, cerpen, dan secara rutin pernah mengisi kolom Resonansi
di harian Republika. Karya-karya Ahmad Tohari juga telah diterbitkan dalam
berbagai bahasa seperti bahasa Jepang, Tionghoa, Belanda dan Jerman. Novel
Ronggeng Dukuh Paruk bahkan pernah beliau terbitkan dalam versi bahasa Banyumasan yang kemudian
mendapat perhargaan Rancage dari Yayasan
Rancage, Bandung pada tahun 2007. Cerpennya berjudul “ Jasa-jasa buat Sanwirya”
pernah mendapat hadiah hiburan Sayembara Kincir Emas 1975 yang diselenggarakan
Radio Nederlands Wereldomroep. Sedangkan novelnya Kubah yang diterbit pada
tahun 1980 berhasil memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama pada tahun 1980.
Beberapa waktu lalu
novel triloginya, Ronggeng Dukuh Paruk diadaptasikan ke layar lebar dengan
judul Sang Penari. Menurutnya di film ini sang sutradara di beberapa bagian lebih berani menggambarkan
apa yang ia sendiri tidak berani menggambarkannya. Ia pun ikut larut dalam
emosi film ini meski endingnya tidak setragis versi novel. Beberapa karya Ahmad
Tohari sebagai berikut : Kubah (novel, 1980), Ronggeng Dukuh Paruk (novel,
1982), Lintang Kemukus Dini Hari (novel, 1985), Jantera Bianglala(novel, 1986),
Di Kaki Bukit Cibalak(novel, 1986), Senyum Karyamin (kumpulan cerpen, 1989),
Berkisar Merah(novel, 1993), Lingkar Tanah Lingkar Air(novel, 1995), Nyanyian
Malam(kumpulan cerpen, 2000), Belantik(novel, 2002), Orang Orang Proyek(novel,
2002), Rusmi Ingin Pulang(kumpulan cerpen, 2004), dan Ronggeng Dukuh Paruk Banyumasan(novel
bahasa jawa, 2006).
b.
Jenis Novel
Novel “
Ronggeng Dukuh Paruk” ini termasuk jenis fisik. Dalam novel ini menceritakan
tentang seorang Ronggeng atau Penari dari Dukuh Paruk yang bernama srintil.
Dukuh Paruk adalah sebuah desa kecil yang terpencil dan miskin. Namun, segenap
warganya memiliki suatu kebanggaan tersendiri karena mewarisi kesenian ronggeng
yang senantiasa menggairahkan hidupnya.
4.
Isi Resensi
a.
Sinopsis
Dukuh paruk merupakan sebuah dukuh yang kecil dan
menyendiri. Dukuh paruk mempunyai seorang moyang yang dulunya sebagai
bromocorah tetapi setelah meninggal orang-orang dukuh paruk pun memuja
kuburanya. Bahkan kuburanyapun menjadi kiblat kebatinan mereka. Serintil
merupakan seorang gadis kecil yang berumur sebelas tahun yang mempunyai masa
lalu yang menyedihkan, akan tetapi Serintil mempunyai suatu kelebihan yang tak
jarang dimiliki oleh orang-orang yaitu menari selayaknya seorang ronggeng.
Suatu ketika ada tiga anak laki-laki sedang mencabut sebatang singkong di tanah
kapur mereka adalah Rasus, Warta dan Dasun setelah singkongnya telah tercabut
mereka pun sibuk mengupasinya dengan gigi mereka, seketika itu mereka melihat
Serintil yang sedang asik menari sambil mendendang beberapa buah lagu
kebangsaan Ronggeng lalu mereka pun menghampiri serintil dan ikut menari
bersamanya.
Sakarya adalah kakeknya Serintil beliau sangat
menyangi Serintil apalagi semenjak meninggalnya orang tua Serintil, kakeknyalah
yang merawatnya. Pada waktu itu Sakarya pun mengikuti gerak-gerik Serintil
ketika menari, sungguh sangat bangganya ketika melihat Serintil menari. Dan
kakeknya pun berpendapat bahwa serintil telah dirasuki oleh Indang Ronggeng.
Lalu keesokan harinya Sakarya menemui Kertareja
seorang dukun Ronggeng didukuh Paruk. Mereka pun membicarakn kepandaian
Serintil dalam menyanyi dan menari Ronggeng. Namun beberapa hari kemudian
Sakarya dan Kartareja selalu mengintip Serintil ketika menari dibawah pohon
nangka. Lalu Sakarya pun menyerahkan Serintil kepada Kertareja itu merupakan
salah satu syarat dukuh paruk yang mengatur perihal seorang calon Ronggeng .
Sudah dua belas tahun Ronggeng Dukuh Paruk telah
mati adapun perkakas-perkakas yang selama ini mengiringi pementasan Ronggeng
pun hampir rusak akan tetapi masih bisa digunakan, dan kini mulai mempersiapkan
pementasan Ronggeng lagi setelah dua belas tahun telah hilang dan kini yang
menjadi penari adalah Serintil, Serintil pun didandani oleh Nyi Kertareja
selayaknya seorang Ronggeng dan tidak lupa Nyi Kertareja meniup matera pekasi
keubun-ubun Serintil matera yang berkasiat memberikan suatu aura kecantikan
dari yang sebenarnya. Dan beberapa susuk emas dipasang oleh Nyai Sakarya di
tubuh Serintil.
Bukan main senangnya hati masyarakat Dukuh Paruk
ketika mendengar Kertareja bersuara akan melakukan pertunjukan Ronggeng. Lalu
Serintil pun mulai melenggak-lenggok di atas panggung selayaknya apa yang
dilakukan para Ronggeng dipentas pertunjukan bahkan Serintil pun mempertunjukan
kemampuan menarinya yang sangat propesional dan melantunkan gerak-gerik yang
secara umum sulit dilantunkan oleh penari-penari Ronggeng lainnya. Kini pun Rasus menyadari bahwa dia pun kini
semakin kurang diperhatikan oleh Serintil, akhirnya beberapa cara pun
dilakukanya untuk mendapatkan kembali perhatianya Serintil, Rasus pun mencoba
memberikan buah pepaya hasil curian dari ladang tetangganya, akan tetapi
Serintil pun hanya memberikan sebuah ucapan terimakasih itu pun sangat
menyakitkan. Lalu Rasus pun memberikan sebuah keris kyai jaran Guyang.
Di desa Dawuan, tempat pemuda Rasus mengasingkan
diri, dia banyak merenung. Bayangan Srintil sebagai orang bayang-bayang Emaknya
yang melebur dalam diri Srintil memintanya untuk menjadi suaminya, maka dengan
tegas Rasus menolak. Karena rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah
dan biarlah serintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan
Dukuh Paruk.
Unsur Intrinsik
1)
Tema
Tema
yang terdapat dalam novel ini adalah kebudayaan. Sebuah budaya Ronggeng yang
dimiliki sebuah kampung bernama Dukuh Paruk.
2)
Tokoh
dan Penokohan
a)
Tokoh
Utama
Srintil adalah
perempuan cantik berperawakan menarik digambarkan sebagai simbol perempuan yang
seumpama fisiknya yang dianggap sebagai titisan dari Ki Secamanggala.
Rasus seorang pemuda
tentara yang mencoba mengangkat harkat dan martabat rakyat dukuh paruk.
Walaupun dia seorang tentara yang semestinya memiliki sifat kuat, kokoh, jauh
dari melankolisme. Tapi ini sebaliknya di balik baju lorengnya sebenarnya dia
itu rapuh dan hatinya rapuh.
b)
Tokoh
Bawahan
· Nenek Rasus,
memiliki sifat penyayang, sabar dan pikun.
· Sakarya,
(kakek srintil) sifat kolot, keras, dan penyayang.
· Nyai Sakarya,
(nenek srintil) yang mempunyai sifat penyayang, penyabar dan peduli kepada
orang lain (tetangga), namun dia tetap tunduk pada nasibnya sebagai rakyat
kecil.
· Ki Kertareja,
sifat kolot, keras, penyayang, dan licik.
· Nyai
Kertareja, materialistis, pandai membujuk dan licik.
· Goder, anak
angkat srintil.
· Tamir,
laki-laki hidung belang yang datang dari jakarta dalam pekerjaannya pengukuran
tanah untuk pembuatan jalan di Dukuh Paruk Pecikalan. Dia seorang petualang
perempuan yang patah hati oleh srintil.
· Bajus, bujang
tua yang baik kepada srintil namun jauh dari perkiraan. Srintil sempat akan
dijadikannya umpan demi proyek tendernya lolos.
· Darman,
aparat kepolisian yang membantu maksud dan tujuan Marsuni kepada Srintil demi
satu truk kayu bakar.
· Pak Blengur,
bos besar pemegang tender pembuatan jalan, jembatan dan gedung bupati (majikan
Bajus), lelaki petualang cinta dari satu perempuan ke perempuan lainnya namun
terketuk hati dan kesadarannya karena Srintil.
· Lurah
Pecikalan (kepala desa), bijaksana dan peduli akan penduduknya.
· Kepala
Bangsal Rumah Sakit Jiwa, orang yang menerima Srintil saat masuk ke rumah sakit
jiwa.
· Babah Gemuk,
orang yang membagikan uang ganti rugi kepada masyarakat Dukuh Paruk karena
terkena gusuran pembuatan jalan.
3)
Latar
a)
Latar
Tempat
· Dukuh Paruk.
Hal ini dibuktikan dengan petikan berikut “ Dua puluh tiga rumah berada di
pedukuhan itu, dihuni oleh orang-orang seketurunan. Konon, moyang semua orang Dukuh
Paruk adalah Ki Secamenggala,…..”.
· Pasar Dawuan
terlihat dari petikan berikut “ Dawuan, tempatku menyingkir dari Dukuh Paruk,
terletak di sebelah kota kecamatan. Akan terbukti nanti, pasar Dawuan merupakan
tempat melarikan diri yang tepat.
b)
Latar
Waktu
· Musim kemarau
pada petikan berikut “ Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang
mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan kerontang.
· Tahun 1946
terlihat pada petikan “ Seandainya ada seorang Dukuh Paruk yang pernah
bersekolah, dia dapat mengira-ira saat itu hampir pukul dua belas tengah malam,
tahun 1946,….”.
· Tahun 1960
terlihat pada petikan “ Tahun 1960 wilayah Kecamatan Dawuan tidak aman.
Perampokan dengan kekerasan senjata sering terjadi,….”.
· Sore hari : “
Demikian, sore itu Srintil menari dengan mata setengah tertutup”.
· Malam hari :
“Pada malam yang bening itu, tak ada anak Dukuh Paruk keluar halaman.
4)
Alur
Alur
yang digunakan dalah alur campuran. Ceritanya terkadang melaju ke masa depan,
namun juga mengulas masa lalu. Menurut saya alur dalam novel ini
meloncat-loncat.
5)
Sudut
Pandang
Sudut
pandang pengarang dalam novel ini adalah sebagai orang pertama serba tahu,
karena tokoh Rasus yang dibuat seolah tahu semua hal yang terjadi pada semua
tokoh lainnya yang terdapat dalam novel ini.
6)
Amanat
a)
Sebagai seorang wanita harus dapat menjaga
kesuciannya atau keperawanannya sebelum menikah.
b)
Manusia hendaknya percaya akan adanya Tuhan
dan jangan percaya pada hal-hal yang negatif atau tahayul.
c)
Keterbatasan hanya pada satu pemahaman tidak
akan membuat kemajuan yang lebih pada kehidupan.
d)
Selalu tabah dalam menjalani hidup dengan
ikhlas.
b.
Perbandingan Novel
Novel “ Ronggeng
Dukuh Paruk” dan Novel “ Bekisar Merah” karya Ahmad Tohari memiliki persamaan.
Persamaannya yaitu kedua novel tersebut tokoh utamanya adalah seorang wanita
muslimah yang memiliki sifat baik hati, pekerja keras, pantang menyerah,
ikhlas, dan rela berkorban demi keluarga. Novel-novel tersebut sama-sama membicarakan mengenai
wanita yang ikhlas demi keluarganya. Namun, kedua novel ini memiliki perbedaan
pada tokoh utamanya, yaitu pada Novel “ Ronggeng Dukuh Paruk” tokoh utamanya
digambarkan sebagai sosok yang cantik, baik hati, ikhlas, dan berasal dari
keluarga yang miskin, sedangkan pada Novel “ Bekisar Merah” tokoh utamanya
digambarkan sebagai sosok yang cantik, berasal dari keluarga yang sederhana, dan
keturunan Jepang dan Pribumi.
c.
Kelebihan dan Kekurangan
1)
Kelebihan
a)
Kisah
novel ini tentang nilai kemanusiaan dan penghormatan pada perempuan. Tokoh
utama adalah Srintil merupakan simbol tokoh yang dijadikan sebagai semangat
keperempuanan yang berjuang untuk keluar dari hitamnya zaman, diman perempuan
saat itu harus diperbudak oleh lelaki sebagai memenuhi hawa nafsu dan selalu
dikekang dalam memilih kehidupannya sendiri.
b)
Sangat
erat dengan HAM, terutama lebih menekankan hak pribadi yang juga harus dimiliki
seseorang (terutama perempuan).
c)
Novel ini
juga mengajarkan kita untuk selalu sadar dan ingat sejarah. Sejarah dikaji
sebagai suatu pedoman arah agar sejarah tak terulang di masa depan.
2)
Kekurangan
a)
Penceritaan
yang tertele-tele dengan sisipan suasana desa yang begitu detail namun keluar
dari alur cerita, sehingga cerita seolah menjadi tak konsisten dan terlalu
jenuh untuk dibaca.
b)
Yang
paling kental adalah banyaknya kata-kata yang sangat seronok dan kasar, seperti
Asu Buntung, Bajul Buntung, dan sebagainya. Kata-kata seperti itu seharusnya
ditiadakan saja.
c)
Karena
merupakan novel yang sudah lama maka kertas yang digunakan kurang bagus. Tetapi
itu, tidak menggangu kejelasan dari tulisan itu.
thanks
BalasHapusTerima kasih Tulisannya kk, ada jawaban dari bahan tugas nih tuk sekolah
BalasHapusNovel Ronggeng Dukuh Paruk
saya suka sekali membaca novel ini
Terimakasih kak bisa untuk bahan tugas sekolah
BalasHapusthanks
BalasHapus